Sangat mencolok dari kejauhan |
Adalah Masjid Tiban yang telah menarik minat saya untuk segera dikunjungi. Saya penasaran akan rupa aslinya ketika saya sempat melihat beberapa fotonya dari hasil blog walking beberapa waktu lalu. Mumpung masih di Malang, maka saya dan Thomas langsung menuju ke masjid itu setelah perjalanan dari pantai selatan.
Masjid Tiban berada di wilayah Turen, sekitar 1,5 jam dari kota Malang. Bukan cuma seperti Masjid Istiqlal dengan bangunannya yang terlihat besar dan megah. Namun, Masjid ini jauh lebih unik. Kami pun tak perlu bertanya-tanya soal cara jalan ke lokasi pada orang sekitar, karena arsitekturnya yang unik sangat mudah terlihat dari jarak 500 m lebih.
Kedua mata dan lensa kamera saya hanya tertuju pada satu bangunan yang berada tepat di depan saya. Dari keadaan di depan saja sudah terlihat, bahwa masjid ini bukan hanya digunakan untuk beribadah saja. Namun nyatanya, kawasan di tempat ini sudah terlalu komersil, sama seperti 2 candi terkenal di Jawa Tengah. Suasana ramai dan sesak tipikal khas pasar "tumpah" memadati jalan di gang kecil menuju gerbang masuk masjid.
Mau masuk aja harus melongo dulu |
Rasa kagum semakin menjadi-jadi ketika masuk ke dalam interiornya. Sejujurnya, penasaran bukanlah kata yang tepat untuk menjabarkannya, tapi lebih ke bingung. Tiap ruangannya di dalam berbentuk lorong-lorong labirin yang bisa menembus entah ke mana. Saat saya ke sana memang sedang ramai peziarah, sehingga membuat suasana di dalam semakin panas. Kemungkinan ada ratusan orang pada saat itu yang sedang kebingungan mencari jalan, termasuk saya dan Thomas. Yang bikin kagetnya, ternyata bangunan ini berlantai 9!
Tapi sekali lagi saya sempat ragu dalam menebak ini arsitektur gaya apa. Sebagian besar memang bergaya Timur Tengah, namun bila dilihat dari dekat, ada beberapa bagian dari percampuran budaya lain. Seperti beberapa pilar dan ukirannya mirip gaya Yunani. Di lantai 5 ada ruangan luas dengan lampion-lampion China bergelantungan di langit-langit. Ada pula beberapa bagian yang masih belum selesai dibangun. Benar-benar absurd sekali pemandangan di sini.
Interior super absurd (Sumber: debbzie.com) |
Takjub akan relief-nya yang detail (Sumber: debbzie.com) |
Sebelum hendak beranjak ke parkiran motor, kami bertemu dengan seorang bapak yang kami rasa beliau dapat menjelaskan tentang asal muasal masjid ini. Kami bertanya seputar hal-hal dasar dahulu, seperti kapan dan siapa "otak" di balik pembangunan masjid aneh ini. Kami agak bingung atas jawabannya, karena si bapak menjelaskan dengan bahasa yang "memutar-mutar".
Entah tidak tahu atau memang rahasia. Si Bapak tidak menjelaskan secara detil siapa arsitek pembuat Masjid Tiban ini. Ia hanya menjawab, "Bangunan ini toh cuma rupa fisik sementara saja. Tidak awet tahan lama seperti ini," sambil menunjuk dada dengan maksud roh/jiwa. "Siapa saja bisa menyombongkan diri dengan membangun gedung besar seperti ini. Namun sekali lagi ingat, yang terpenting itu jiwa, bukannya rupa dan wujud semata," katanya dengan semangat. Unik dan setengah masuk akal.
Yang lucunya, setiap ada jeda antara pertanyaan berikutnya, si bapak pasti langsung berkata dengan semangat, "Hayyoo! Ada pertanyaan apalagi yang kira-kira masih menggantung? Mungkin yang seputar hal-hal mistis?" Yap, dia selalu mengarahkan agar kami bertanya tentang cerita jin yang membangun masjid ini dalam 1 malam. Dan rasanya dia memang sudah tak sabar untuk menjelaskan satu-satunya hal yang ia kuasai. Jangan-jangan si bapak memang cuma tahu soal jin doang...
Amal rejeki Anda dapat disumbangkan di bagian ini (Sumber: debbzie.com) |
Yang saya dapat jelas dari perbincangan singkat ini adalah bahwa masjid ini dibangun oleh para relawan dari manapun dan kalangan apapun. Mau dia pengusaha, mau dia tukang bakso, ya silakan saja ikut menyumbang secara ekonomi ataupun fisik.
Pembangunannya masih dalam tahap proses penyelesaian sejak tahun 1991. Meski memang masih belum benar-benar sempurna, tapi masjid ini sudah dapat menarik ratusan lebih peziarah dalam 1 hari saat musim liburan. Meski dari pihak masjid sudah membantah rumor tentang jin dan segala macam hal yang berbau goib, namun justru gara-gara rumor jin itulah yang membuat masjid ini kian tersohor.
"Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time"
(Desember 2013)
Menarik memang Masjid Tiban ini. Klo dari tayangan di televisi, katanya dibangun oleh para santri yang kurang-lebih jumlahnya ada 100 orang dan tanpa ada cetak biru. Tapi kok ya bisa jadi semegah itu ya? Dan juga apa ya dapat IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) ya?
ReplyDeleteThanks sudah mampir n komen.
DeleteSetuju, gan.. masjid ini dibangun tanpa blueprint. Atau emang hal itu yg mengakibatkan interiornya jadi ngelantur n ga konsisten? Ane sendiri juga belum tahu apa maksud tujuan dibangunnya masjid dengan gaya yg absurd seperti ini.
wuih... masjidnya unik banget mas... gak kayak di Indonesia... :matabelo
ReplyDeleteFeels like Prince of Persia, kan?
Deletesayangnya itulah Indonesia. setiap tempat selalu dibumbui mitos. :)
ReplyDeletemungkin karena cerita2 seperti itulah yang paling laris di indonesia. kayanya keren dan unik banget mesjidnya.
ReplyDeleteMau laris? Dari rumah makan, bahkan hingga rumah ibadah pun ngga lepas dari "cerita2" macem itu.
Deletegan duitnya dari mana bis backpakeran
ReplyDelete