Jun 11, 2014

[Road Less Traveled] Bawean: The Self-Dependent "Virgin"

Sandy island of Noko
Huh?! Bawean? Is it kinda a cake? Where can I buy it? Obviously, there are still many who don't know if it is an island called Bawean. It is not yet so famous for the newbies which make the nature of this island is still preserved. Surely, I felt so lucky to be one of the tourists who have visited here.

As far as my sights toward to the horizon, all I can see is clear blue sky; the blue Sea of Java; and some of small islands covered in green. The small motorboat which I rode on was in maximum speed. I just couldn't wait to run the chance of having my footprints onto the "little paradise" called Noko Island. If I recalled my struggle to reach this place a couple hours ago, I believed everything has been paid off by the magnificent view of Bawean Island.

A couple hours ago...

Sensation of having 12 hours inside the Kertajaya train has passed. Now, I have to get on board a ferry Gresik-Bawean at 9:00 PM. Subairi (Riri), Bawean local guide accompanied me, and also Benny and Anton from Surabaya will be my companion along the trip.


Bawean is just a small island in the middle Sea of Java, precisely at the north of Gresik. The island which still "virgin" interest me to be explored. My visit this time not only a mere enjoy the landscape, but to explore, dig up some infos and find out local traditions. Certainly, Riri will be bombarded with a lot of questions from me.

May 30, 2014

Masjid yang Dibangun Jin dalam Semalam

Sangat mencolok dari kejauhan
Saya selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat ibadah atau ke tempat yang "berbau" religi ketika sedang traveling di dalam kota. Bukan untuk ikut acara keagamaan seperti biasanya. Namun lebih ke sekadar berziarah dan merasakan pengalaman spiritual. Tak dapat dimungkiri lagi, rumah-rumah ibadah selalu memiliki arsitektur yang unik nan megah. Beda agama, maka beda juga gaya arsitekturnya. Hal semacam itulah yang selalu memaksa saya untuk berkunjung ke tempat-tempat tersebut.

Adalah Masjid Tiban yang telah menarik minat saya untuk segera dikunjungi. Saya penasaran akan rupa aslinya ketika saya sempat melihat beberapa fotonya dari hasil blog walking beberapa waktu lalu. Mumpung masih di Malang, maka saya dan Thomas langsung menuju ke masjid itu setelah perjalanan dari pantai selatan.

May 17, 2014

Mencoba Menjadi Tamu Spesial di Gunung Kawi

Pintu masuk wisata Gunung Kawi
Hanya dengan 3 hari saja di Malang sudah membuat saya cukup bingung untuk jalan ke mana lagi. Hari ini adalah hari terakhir kami di Malang dan kami belum merencanakan mau pergi ke mana. Di tengah kebingungan, tiba-tiba HP saya bergetar tanda ada pesan Whatsapp masuk. "Lu masih ada di Malang, Jos?" Kebetulan, seorang teman yang baru saja pulang dari Surabaya mengajak saya ketemuan. Mumpung saya masih berada di kampung halamannya juga. Mengingat saya punya waktu kosong seharian, maka kesempatan ini saya gunakan untuk bertemu teman lama. Yah.. saya sebut ini sebagai sekedar reuni kecil.

Cucas, begitulah nama teman saya yang satu ini. Saya berteman dengannya ketika magang 5 bulan di Batam tahun 2012 lalu. Dan kini dia mengajak saya dan Thomas untuk main-main ke rumahnya yang berada di luar kota. "Ayo dong, Jos... maen-maen ke Malang! Sekalian mampir ke rumah dan resto papa ku," kalimat persuasif itu sering terdengar sekitar setahun yang lalu. Hari ini saya menepati janjinya untuk berkunjung ke restoran Lesehan Gentong milik papanya. Perjalanan tak berencana hari ini sepenuhnya saya serahkan kepada si pemilik kampung halaman.

Apr 19, 2014

Sulitnya Mencari Ketenangan di Pantai Selatan Malang

Balekambang di bagian yang tak terlalu ramai
Mengendarai motor di dalam kota sepertinya sudah menjadi hal biasa yang membosankan bagi sebagian warga kota besar. Begitupun juga dengan saya yang kesehariannya selalu menggunakan motor. Pengalaman bersentuhan dengan debu dan menghirup kabut knalpot dan pabrik sudah menjadi hal yang biasa saja meski sangat menjengkelkan. Benar, rutinitas memang sungguh-sungguh membosankan. Namun, lain ceritanya ketika saya mendapat kesempatan bermotor ria di Malang. Sungguh pengalaman yang menarik mengingat ini adalah hal yang baru bagi saya.

Perasaan excited kian menggelora karena hari ini kami akan menjelajah ke selatan Malang, tepatnya pantai-pantai selatan. Memang jalanan di Malang tidak seramai seperti Jakarta tercinta (cih!). Maka dari itu, saya jadi terhasut untuk memacu adrenalin. Saya tariklah itu gas biar anginnya lebih terasa. Makin ngebut makin adem, kan?

Apr 6, 2014

Keluyuran Malam di Malang Bersama "Si Kehed"

Ya, benar.. ini siang. Bukan malam (kurang foto)
Salah satu cara untuk menikmati "angin" perjalanan tak lain lagi adalah dengan cara berkendara sepeda/motor. Namun di posting-an kali ini Makan Angin membahas khusus motor saja. Selain praktis dan mudah "dibawa", motor biasanya dipilih oleh para fotografer ataupun penikmat pemandangan yang hobinya sebentar-sebentar berhenti ke pinggir jalan (nggak cuma saya aja, kan yang begitu?).

Bayangkan saja sendiri bila pakai mobil..? Repot banget, kan? Dan dengan motor pandangan jadi lebih leluasa tanpa terhalang sekat jendela ataupun atap. Oleh sebab itu, saya dan Thomas menyewa motor untuk keliling sekitaran Malang pada akhir 2013 lalu.