Showing posts with label Road Less Traveled. Show all posts
Showing posts with label Road Less Traveled. Show all posts

Oct 25, 2016

[Road Less Traveled] Sulaiman Bay: A Gleam of Hope for the Bay

[Road Less Traveled]
Teluk Sulaiman: Secercah Harapan untuk Sang Teluk

Sunrise at the hut
When was the last time you witnessed this moment?

I kept my sight straight to the road. Steering the handlebars to the left, to the right frequently. Not because the winding road, but in order to evade the obstacles that scattered almost along the main road of Biduk-Biduk.

A short ride trip could become more difficult when I had to evade dozens of cow dungs that barely to be seen. It surely a common thing that we can find cows roam freely in some certain villages, so Biduk-Biduk counted in.


Pandangan saya selalu tertuju ke jalanan. Berulang kali membelokkan stang motor ke kiri dan kanan. Bukan karena jalanannya yang berliku-liku, tapi demi menghindari rintangan-rintangan yang banyak tersebar hampir di sepanjang jalan utama Biduk-Biduk.

Perjalanan yang singkat pun terasa menjadi lebih sulit ketika saya harus menghindari lusinan kotoran sapi yang hampir tak kasatmata. Memang sudah hal yang wajar, jika kita bisa melihat sapi-sapi bebas berkeliaran di beberapa desa, termasuk di Biduk-Biduk ini.

Previous story: [Road Less Traveled] Biduk-Biduk: Borneo's Nose Tip Paradise

Sep 17, 2016

[Road Less Traveled] Biduk-Biduk: Borneo's Nose Tip Paradise

[Road Less Traveled]
Biduk-Biduk: Pesona Desa Pesisir di "Ujung Hidung" Kalimantan

Early morning view just across from where I stay

The female receptionist looked a bit shocked and surprised when she looked at me. She smiled friendly shortly after and welcomed me in her pinky hostel. Then she explained about her confused that it's such once in a while to have a guest in these hours, around 3 p.m.

Si mbak resepsionis terlihat agak kaget dan heran ketika ia melihat saya. Tidak lama kemudian ia pun tersenyum ramah menyambut kedatangan saya di penginapannya yang bernuansa merah muda. Rasa herannya bukanlah tanpa alasan, ia menjelaskan bahwa tumben sekali ada tamu yang datang jam segini, sekitar jam 3 sore.

Apr 30, 2015

[Road Less Traveled] Hokkaido: Soup of Freedom and the Prison Break of Japan

Abashiri Prison Museum aerial view in summer
Hokkaido, the northernmost major island in Japan, was nearly a no-man's-land over decades ago. At the northeast of the island, lies a dark history of Japan development.

Truthfully, I didn't know a lot about the city of Abashiri. But I believed this port city has some things interesting to offer, until I found myself stood in front of enormous arched red-brick gate. That historic-looking architecture with 2 posts guarding at both sides is the main entrance to the Abashiri Prison Museum. With the curiosity calling me to know more about Japan's hidden history, it would be best to dig up some stories from the Meiji period here. Surely, Abashiri was able to provide a unique experience of visiting the jail museum.

Mar 30, 2015

[Road Less Traveled] Hokkaido: Cute Little Monster and Drift Ice from Abashiri

Frozen Lake Abashiri
Suddenly the staff (guide) handed over a warm blue wet towel for us after she explained briefly about the drift ice. I didn't know what she talked about since it's in Japanese, until she told us to see a digital thermometer before the museum tour began. I was sure it showed the temperature inside the room right before our eyes which the temperature was in -16°C. At first, I thought she gave the towel to keep our hands warm inside the simulation room. Then, she asked us to perform a little experiment. We swung the towel continuously in the air and within seconds it became like a cracker chip. Hory shitto!

A few hours earlier.....

After a night stay at a resort beside the scenic beauty of frozen Lake Akan, that morning we headed to Abashiri. This city is located far enough to the north at the Sea of Okhotsk coastline which took about 2,5 hours car driving. Just like in Kushiro, since it's winter, the well-known Hokkaido farmland turned into a vast white land. With just a few cars passed by and no one seen along the trip, the roads seemed deserted. From left to right the roads looked similar. For some reason I confused about the direction and wondered if we only traveled in a circle. Even our driver, Kihirato-san followed a guidance from smartphone maps.

Feb 22, 2015

[Road Less Traveled] Hokkaido: Everything All White in Kushiro

"Window View"
In just moment we will be landed in a small town in southeast of Hokkaido island, Kushiro. I couldn't wait to land soon after I saw a sublime panorama of the snow mountain range through the plane window. There was nothing in sight around Kushiro Airport that afternoon, except for those bald trees and white snowfields. But by just looking at the scenery alone we suddenly got fired up. Yes, because this would be our first encounter to see and to touch the snow.

The reporters greeted by local guide and the other staffs after we arrived. This time, we rode on a travel bus to get to some interesting places in Hokkaido. And today's main destination is Akan Lake which is famous for the local tribes village, the Ainu people. However, of course we didn't get into the car immediately, because we were too busy to take some pictures with those pile of snows in front of airport main entrance. Cold weather didn't seem take so much effect on our energy.

Sesaat lagi kami akan mendarat di sebuah kota kecil di tenggara pulau Hokkaido, yaitu Kushiro. Tak sabar rasanya untuk segera mendarat setelah saya melihat pemandangan sangat indah rangkaian pegunungan salju lewat jendela pesawat. Pemandangan di sekitar bandara Kushiro siang itu memang tidak ada apa-apa selain pepohonan yang rontok dan hamparan salju putih. Namun dengan melihat pemandangan itu saja kami tiba-tiba langsung bersemangat. Ya, karena ini bakal jadi pengalaman pertama kami untuk melihat dan memegang salju.

Para reporter langsung disambut oleh local guide dan staff lainnya begitu tiba. Perjalanan kami kali ini menggunakan travel bus untuk mencapai beberapa wisata menarik di Hokkaido. Dan tujuan utama hari ini adalah daerah wisata Danau Akan yang terkenal dengan pedesaan suku lokalnya, yaitu suku Ainu. Namun, tentu saja kami nggak langsung segera masuk ke mobil. Kami malah berfoto-foto ria sama tumpukan salju di depan pintu masuk bandara. Udara dingin nampaknya tidak terlalu mempengaruhi semangat kami.

Jan 7, 2015

[Road Less Traveled] Kabil, Eksplorasi di Ujung Timur Batam

Tampak keren rusun kami di Kabil (©Christian Daryanto Limas)

Sebelumnya saya pernah bercerita tentang pengalaman bagaimana kehidupan di "Papua-nya Batam". Kali ini akan menceritakan tentang eksplorasi keadaan daerah sekitar Kabil. Lalu bagaimana kami sebagai anak-anak pinggiran pulau untuk mencapai peradaban.

Saya memang sudah terbiasa hidup sebagai suburban ibu kota, di mana segala sesuatu terasa lebih ekstrim. Butuh perjuangan ekstra bila ingin mencapai peradaban. Selain karena jaraknya yang cukup jauh ke pusat kota, macet tentu saja selalu menjadi kendala utama para penghuni Jakarta dan sekitarnya.

Yah, intinya saya sudah cukup elus dada dengan hal-hal seperti itu. Jadi secara mental dan kesabaran, saya sudah siap untuk tinggal di pulau Batam yang saya pikir tidak tertinggal jauh dari ibu kota negara.

Namun bagaimana kalau ternyata hidupnya bukan di pinggiran kota, tapi malah di pinggiran pulau? Saya sama sekali tidak menyangka sebelumnya kalau daerah Kabil yang bakal saya tinggali selama 5 bulan ke depan ini adalah kawasan industri, yang tampak wajahnya saja sudah seperti planet Mars.

Jarang sekali ada pengunjung luar kota yang berkunjung ke Kabil, kecuali mereka yang benar-benar punya kepentingan, seperti para pekerja pabrik dan para warga yang memiliki hunian di sekitar sini. Namun, itupun sangat-sangat jarang sekali. Seperti salah satu teman kampus saya yang sejak kecil hingga SMA hidup di Batam, tapi dia tidak pernah ke Kabil sama sekali.

Saya maklumi saja. Bukan karena dia tidak gaul, namun memang di Kabil ini tidak ada apa-apa, kecuali perbukitan dengan beberapa lahannya yang diselimuti pepohonan yang tidak jauh dari pantai.

Dec 3, 2014

[Road Less Traveled] Pengalamanku Menjadi "Orang Pinggiran" Batam

A: Lokasi rusun saya di kawasan Industri Kabil
"Mas, minumnya teh aja, ya!" pinta saya ke si mas.
"Obeng atau kosong?" si mas balik nanya
Saya terdiam berpikir sesaat. "Saya mau minuman, mas.. bukan alat tukang.." protes saya.
Pertanyaan ter-absurd untuk pertama kalinya sejak saya tiba di Batam beberapa hari yang lalu.

Nov 5, 2014

[Road Less Traveled] Ada Air Terjun Niagara di Bekasi

Seems like mini Niagara or Iguazu? (Sumber: http://bersapedahan.wordpress.com)
Judulnya agak mengecoh, bukan? Atau malah menarik perhatian?
Bekasi, kan kota dataran rendah, tandus pula. Mana mungkin ada curug?!
Kalaupun bener ada curug di "kota debu" ini, emangnya beneran mirip seperti air terjun Niagara yang ada di New York itu?

Well, saya sendiri juga belum bisa membuktikannya sebelum bertandang ke tempat tersebut.

Sep 26, 2014

Tips and Travel Itinerary to Bawean Island

Almost sunset
Apa itu Bawean dan dimana?

Yang jelas bukan nama kue atau jenis gorengan. Bawean adalah sebuah pulau kecil yang berada di Laut Jawa. Di tengah-tengah pulau Kalimantan dan Jawa, tepatnya di sebelah utara Gresik, Jawa Timur.

What is Bawean and where is it?

First thing, it is not kind of cakes or fritters. It's an isle in the middle of Java Sea, between Borneo and Java. Just at the north of Gresik, East Java.

Aug 23, 2014

[Road Less Traveled] Penasaran Ada Apa di Bawean? (PART 2)


Cerita ini sambungan dari sini 

Kapal kayu yang kami tumpangi terus melaju di pesisir pulau Bawean. Sudah hampir setengah jam perjalanan sejak dari darat, namun pulau tujuan berikutnya masih di luar jarak pandang. Warna langit dan Laut Jawa yang membiru selalu menarik perhatian saya untuk menoleh ke arah kanan. Dari kejauhan itu nampak sesuatu berwarna putih yang cukup luas di tengah-tengah laut. Tak lain lagi itu adalah Pulau Noko, salah satu spot yang menjadi alasan para pelancong mengunjungi pulau Bawean.

"Kita nggak ke sana dulu, mas?" tanya saya sambil menunjuk ke arah Noko.
"Nanti, sekalian pulangnya aja. Sekarang kita ke Gili dulu," jawab mas Riri (local guide).

Jul 6, 2014

[Road Less Traveled] Penasaran Ada Apa di Bawean? (PART 1)

Pemandangan tepi jalan yang sayang untuk dilewatkan
Cerita ini sambungan dari sini

Laju motor saya pertahankan konstan di 40 km/jam. Saya sengaja melakukannya agar dapat merasakan angin yang sejuk sambil berjalan ditengah hamparan sawah yang luas. Pulau surga yang bernama Bawean itu berada di tengah Laut Jawa. Pulau ini seakan tak ada habisnya menawarkan berbagai macam keindahan alamnya yang membuat saya cukup terpukau. Dalam satu hari saya coba untuk menjelajah pulau ini, terutama lokasi-lokasi wisatanya yang wajib dikunjungi.

Hari masih pagi dan saya masih cukup lelah setelah perjalanan panjang 2 hari dengan kereta dan ferry. Naluri bertualang semakin excited dan seketika itu juga rasa lelah telah terlupakan begitu saja. Tanpa berlama-lama lagi, kami langsung beranjak dari penginapan untuk segera bertemu dengan hewan endemik pulau ini, Rusa Bawean.

Jun 11, 2014

[Road Less Traveled] Bawean: The Self-Dependent "Virgin"

Sandy island of Noko
Huh?! Bawean? Is it kinda a cake? Where can I buy it? Obviously, there are still many who don't know if it is an island called Bawean. It is not yet so famous for the newbies which make the nature of this island is still preserved. Surely, I felt so lucky to be one of the tourists who have visited here.

As far as my sights toward to the horizon, all I can see is clear blue sky; the blue Sea of Java; and some of small islands covered in green. The small motorboat which I rode on was in maximum speed. I just couldn't wait to run the chance of having my footprints onto the "little paradise" called Noko Island. If I recalled my struggle to reach this place a couple hours ago, I believed everything has been paid off by the magnificent view of Bawean Island.

A couple hours ago...

Sensation of having 12 hours inside the Kertajaya train has passed. Now, I have to get on board a ferry Gresik-Bawean at 9:00 PM. Subairi (Riri), Bawean local guide accompanied me, and also Benny and Anton from Surabaya will be my companion along the trip.


Bawean is just a small island in the middle Sea of Java, precisely at the north of Gresik. The island which still "virgin" interest me to be explored. My visit this time not only a mere enjoy the landscape, but to explore, dig up some infos and find out local traditions. Certainly, Riri will be bombarded with a lot of questions from me.

Mar 2, 2014

[Road Less Traveled] Saung Ranggon, (Mungkin) Satu-satunya Wisata di Bekasi


"Coba sebutin salah satu tempat wisata di Jakarta dalam 5 detik?"
"Monas!"

"Bandung?"
"Bosscha!"

"Batu?"
"Eeee.....(loading) Jatim Park!"

"Eeee.... Hong Kong?"
"Madame Tussauds!"

"Bekasi?"
"Eeeeee....."
Iseng bermain tebak-tebakan dengan adik saya yang membuat kami berdua kebingungan pada akhirnya.
"Serius! Sebenernya ada nggak, sih tempat wisata di Bekasi ini?" tanya saya pada adik, meskipun saya yakin betul kalau ia juga tidak tahu sama sekali.

Bertahun-tahun sudah sejak masih kecil saya tinggal di pinggiran kota Bekasi. Namun, sampai sekarang saya sendiri masih belum pernah mendengar ada wisata alam ataupun sejarah di kota ini. Memang apa yang menarik dari kota Bekasi? Udah penuh asap pabrik, polusi knalpot kendaraan, sumber kemacetan abadi setiap hari bagi ibu kota Jakarta. Oleh karena itu, Bekasi pantas sekali menyandang status dengan sebutan "Kotanya Karyawan" dan "The Dust City" (tentu saja karangan saya). Pokoknya Bekasi sudah tidak ada yang dapat dibanggakan lagi bagi saya pribadi!

Nov 15, 2013

[Road Less Traveled] Pasir Ris Park: Wisata "Tersembunyi" di Timur Singapura

Lokasi Pasir Ris
Entah sudah berapa juta situs web dan blogger yang membahas tentang wisata Singapura. Saya jadi gregetan juga ingin ikut membahasnya. Namun berasa basi juga jika saya mengulas tempatnya yang itu-itu aja. Lupakan Orchard, Merlion, Marina Bay, Sentosa, sebagian besar foto turis yang ke Singapura pasti mainnya ke sana. Ugh... Basi abis, bukan? Justru itu Makan Angin mencoba untuk explore wisata di negeri singa yang mungkin tidak (jarang) ditemukan di itinerary paket tour dan travel pada umumnya.

Hari itu saya bangun lumayan pagi karena sang surya telah "menembakkan" sinar silaunya hingga menembus gorden tepat pada wajah saya yang masih setengah sadar. Tumben sekali, biasanya saya yang malas bangun ke kantor, kini malah langsung seger untuk segera ngacir dari kamar. Pagi itu sekitar jam 8 kurang, saya menunggu seseorang yang sebelumnya sudah janjian. Bukan karena kita mau jalan bareng, tapi karena dia adalah abang ojek yang bakal mengantarkan saya ke terminal ferry Nongsa. 

Pengalaman pertama nyeberang negara dengan ferry ini tentu saja membuat saya semakin excited. Namun apes sekali, saat itu ternyata terlihat antrian yang sangat panjang sekali hingga ke lobby. Setelah beli tiket ferry, saya pun mau nggak mau ikut ngantri panjang proses cap imigrasi dari paling belakang.

Sep 23, 2013

[Road Less Traveled] Serunya Blusukan di Yogyakarta


Saya cuma bisa duduk diam, lihat kiri-kanan, dan mainan HP ketika saya berada di Stasiun Tugu pada jam 5 pagi. Rencana dan jadwal untuk eksplorasi Jogja 2 hari ke depan sudah saya susun sematang mungkin. Namun saya harus tetap menunggu kira-kira selama 2 jam sampai bus TransJogja beroperasi. Traveling singkat saya kali ini bertujuan untuk mengeksplorasi ke daerah selatan Yogyakarta, tepatnya pantai di kawasan Gunung Kidul. 

Saya tertarik untuk berkunjung ke beberapa pantainya karena memang pantai-pantai di kawasan ini terkenal masih "perawan". Hasil searching om Google dan baca-baca beberapa blog, akhirnya saya mendapat data-data tentang bagaimana caranya mencapai lokasi tersebut. Namun ternyata saya membuat kesalahan yang cukup fatal ketika sudah sampai di tengah jalan. Kesalahan apa itu? Tentunya bakal dibahas di tengah cerita.

Sep 11, 2013

[Road Less Traveled] Wajah Asli Singapura

Beberapa orang mungkin hanya akan mengunjungi Merlion, Marina Bay Sands, dan Orchard Road. Memang tempat-tempat itu seakan jadi pesona tersendiri bagi kalangan para turis, biasanya para turis yang gemar shopping. Tapi kali ini Makan Angin jalan-jalan di tempat yang berbeda, tepatnya di timur Singapura. Namanya juga Makan Angin, ya pasti traveling, bukan shopping!

Suasana terasa berbeda ketika saya sampai di daerah Peranakan, tepatnya di kawasan Katong. Daerah ini tidak seperti di daerah pusat yang modern dan komersil. Justru di sinilah saya bisa melihat secara langsung budaya asli Singapura. 

Peranakan atau biasa dikenal dengan nama Baba-Nyonya, adalah percampuran etnis pendatang dari daratan China dan Melayu. Salah satu peninggalan berupa arsitektur dapat dijumpai di sepanjang Joo Chiat Road, Ceylon Road, dan Onan Road. Perumahan bertingkat dua saling berdempetan dengan cat indah warna-warni soft pastel.